Terkait kebijakan Pemerintah Kota Surabaya untuk menutup lokalisasi prostitusi Gang Dolly, calon presiden Joko Widodo ikut mendukung dan mengapresiasi kebijakan yang diambil Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu.
Menurut Jokowi persoalan apa pun di masyarakat jika pemerintah menawarkan solusi, ia yakin akan selesai. Ia juga yakin masyarakat bakal kena imbas positif kebijakan tersebut. "Bu Risma sudah menghitung. Yang penting beri solusi dan ada jalan keluarnya sehingga yang bekerja di situ tidak balik," ujarnya di Kota Subang, Jawa Barat, Selasa (17/6/2014).
Seperti diketahui, Pemkot Surabaya didukung Pemprov Jawa Timur sepakat menutup lokalisasi yang konon terbesar di Asia Tenggara itu sebelum bulan puasa, yakni pada 18 Juni 2014. Gang Dolly adalah gang yang berdekatan dengan kompleks lokalisasi di Kecamatan Sawahan, Surabaya. Ada 1.080 pekerja seks komersial dan 300 mucikari yang mencari nafkah di sana. Penutupan itu didasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 tahun 1999 tentang larangan memanfaatkan bangunan untuk kegiatan prostitusi.
Memang banyak masyarakat setempat yang menggantungkan hidup dari lokalisasi tersebut. Namun seperti telah diterangkan oleh Risma, dampak buruk yang diakibatkan Gang Dolly sangat besar. Kebanyakan generasi muda disitu yang terjerat dan menjadi pelaku prostitusi.